SLAWI – Puluhan ribu massa dari berbagai penjuru Kabupaten Tegal dan luar daerah mengiringi kepemakaman Bupati Tegal non aktif, Enthus Susmono, kemarin. Bahkan, massa yang mengiringi dalang kondang ke peristirahatan terakhir itu, hingga membuat macet jalan 1 Tegal-Purwokerto sepanjang lebih dari 2 kilometer.
Suasana duka menyelimuti kediaman alharhum Enthus Susmono di Desa Bengle, Kecamatan Talang, Kabupaten Tegal sejak dikabarkan meninggal dunia pada Senin (14/5) pukul 19.15. Sejak saat itu, kediaman dalang nyentrik itu tak pernah sepi masyarakat. Terlebih saat akan pemberangkatan sekitar pukul 08.30, masyarakat berjibun dari mulai halaman rumah hingga jalan menuju rumah duka. Tangisan keluarga dan masyarakat tak ada hentinya mengiringi kepergian jenazah Enthus Susmono menuju Pendapa Ki Gede Sebayu di komplek perkantoran Pemkab Tegal untuk acara pelepasan secara kedinasan.
Jenazah Enthus dibawa dengan menggunakan ambulance dan mendapatkan kawalan ketat dari petugas Polres Tegal, pasukan Banser, Pemuda Pancasila dan satuan lainnya. Rombongan jenazah Abah, panggilan akrab Enthus Susmono sudah ditunggu masyarakat yang sengaja menunggu di sepanjang jalan dari mulai kediamannya di Bengle hingga Pendapa Ki Gede Sebayu. Terlihat, sejumlah masyarakat ikut menangis melihat jenazah Abah melintas di depan matanya.
Sementara itu, iringan mobil dan kendaraan roda dua sepanjang mata memandatang tidak terputus. Kendati telah mendapatkan pengawalan dari aparat keamanan, namun ratusan kendaraan yang mengringi dalang kondang itu tetap memadati jalur menuju Slawi dan jalur sebaliknya. Bahkan, halaman Pemkab Tegal dan Alun-Alun Hanggawana Slawi penuh dengan kendaraan pengiring jenazah Enthus.
Usai dilakukan upacara pelepasan dari Plt Gubernur Jateng Heru Sujatmoko, jenazah dishalatkan di Masjid Agung Slawi. Rombongan kembali ke kediaman ke Enthus yang juga menjadi sanggar wayang Satria Laras. Ribuan masyarakat telah menunggu kedatangan jenazah Bupati Tegal nonaktif dari mulai jalan menuju Bengle hingga di lokasi liang lahat yang berada di sebelah barat sanggar tersebut. Terlihat, istri almarhum Enthus Susmono, Nurlela pingsan sebelum acara pemakaman. Pasukan Banser telah melakukan pemagaran dari mulai pintu masuk sanggar hingga di lokasi pemakaman. Saat jenazah tiba, suara tangisan pecah dari keluarga dan masyarakat sekitar. Pemakaman berjalan lancar dengan diiringi isak tangis dan doa-doa selama proses tersebut.
Kakak Enthus Susmono, Darjo menuturkan, pemakaman di lokasi sanggar merupakan sudah keputusan keluarga. Ia tidak bisa memberikan alasannya, karena itu sudah menjadi keputusan keluarga. Sebelumnya, Bupati Tegal itu akan dimakamkan di Damyak Kramat, karena sudah ada makam keluarga besar di kelurahan tersebut.
“Saya berharap kepada masyarakat makan adik saya ini jangan dijadikan mitos. Semoga arwah Enthus Susmono bisa diterima di sisi Alloh SWT,” katanya.
Sementara itu, Dekat Fakultas Seni Pertunjukan Institut Seni Indonesia Surakarta, Dr Sugeng Nugroho menuturkan, Ki Enthus Susmono diakui sangat luar biasa dalam bidang seni. Tidak hanya dalam soal wayang purwo, wayang golet dan wayang santri, tapi dalam seni pertujukan menyuguhkan gebrakan-gebrakan menarik.
“Gaya pertunjukan Ki Enthus berbeda dengan dalang tradisi lainnya. Semua tergarap dengan rapi saat pertunjukan,” ujarnya.
Discussion about this post