KRAMAT – Masyarakat di sejumlah wilayah Kabupaten Tegal mengeluhkan kelangkaan gas elpiji 3 kilogram (Kg). Kondisi itu membuat warga mengantre untuk mendapatkan gas subsidi tersebut.
Kondisi antrean terjadi di pangkalan yang berada di SPBU Jalan Raya Bongkok, Kecamatan Kramat. Seorang warga Desa Bongkok,? Sugen (41) mengaku datang ke pangkalan sejak pukul 05.00. Meski sudah antre sejak pagi, tapi bapak dari tiga anak ini tidak langsung mendapatkan gas, karena nomor antrean yang diperolehnya di urutan ke 43.
“Antrenya lama banget. Saya dapat gasnya jam satu siang,” tutur Sugeng, kemarin.
Menurut buruh tani itu, elpji 3 Kg mulai susah dicari setelah Lebaran Idul Fitri. Hampir di setiap desa di wilayah Kecamatan Kramat, tidak ada gas yang beredar di toko maupun warung. Seperti di Desa Babakan, Bongkok, Karangjati, Munjungagung, dan beberapa desa lainnya.
“Nyari ke mana-mana tidak ada. Akhirnya ke pangkalan semua,” ungkapnya.
Hal senada disampaikan Nunung (32) warga Desa Padaharja, Kecamatan Kramat. Ibu muda ini juga tampak antre di pangkalan tersebut. Dia mengaku sulit mendapatkan gas elpiji sejak tiga minggu terakhir. Kendati ada, harganya selangit. Biasanya, harga gas tabung berwarna hijau itu hanya berkisar antara Rp 18 ribu hingga Rp 20 ribu. Tapi sekarang mencapai Rp 25 ribu per tabung.
“Kalau di sini (pangkalan) cuma Rp 16.000, tapi harus datang sejak subuh. Daftar dulu pakai KTP dan nunggu lama. Itu pun kalau kebagian,” keluhnya.
Dikatakan, elpiji yang datang jumlahnya lebih sedikit dari jumlah warga yang antre. Diperkirakan, jumlah warga yang antre mencapai 100 orang. Sedangkan pasokan hanya sekitar 25 tabung. “Kalau tidak kebagian ya harus nunggu sampai besok lagi,” imbuhnya.
Kelangkaan gas elpiji 3 kg ini tidak hanya di wilayah pantura Kabupaten Tegal. Tapi juga terjadi di wilayah Kecamatan Slawi. Hal itu seperti disampaikan Anggota DPRD Kabupaten Tegal dari Fraksi Partai Golkar M Khuzaeni. Dia mengaku kerap mendapat aduan dari masyarakat jika gas melon itu mengalami kelangkaan.
“Sejak beberapa hari kemarin, warga susah nyari,” ujarnya.
Dia berharap, pasokan atau distribusi gas 3 kg harus merata. Sehingga warga tidak kesulitan mencari gas tersebut. Dia juga tidak menghendaki jika gas subsidi itu harus naik harganya. “Kalau naik, kasihan warga yang tidak mampu membelinya,” ucapnya.
Discussion about this post