KRAMAT – Kondisi Pasar Kemantran di Kecamatan Kramat, Kabupaten Tegal, semakin semrawut. Padahal, pasar itu telah direnovasi agar terlihat lebih modern dan tertata rapi. Hal tersebut dinilai bahwa program revitalisasi Pasar Kemantran dinilai gagal.
“Pemkab melakukan renovasi pasar tradisional agar lebih terlihat modern. Tapi, tujuan itu gagal,” kata Anggota DPRD Kabupaten Tegal, Rudi Indrayani, kemarin.
Dikatakan, kondisi Pasar Kemantran tidak jauh beda dengan kondisi pasar sebelum direnovasi. Pasar yang dibangun beberapa tahun lalu, kini terlihat kumuh. Penataan pedagang juga semrawut, karena banyak pedagang yang jualan di pintu masuk pasar. Puluhan pedagang yang berjualan di pintu masuk pasar membuat akses jalan sempit.
“Kenapa ini dibiarkan. Jika sudah menjamur sulit untuk ditertibkan,” katanya.
Akhir-akhir ini, lanjut dia, terlihat pedagang yang mangkal di depan pasar yang seharusnya bebas dari pedagang. Selain memperburuk wajah pasar, juga mengganggu lalu lintas jalan ruas Kemantran-Slawi. Padahal, renovasi pasar juga salah satunya untuk mengurangi kemacetan di depan Pasar Kemantran. Kini, hampir setiap hari ada kemacetan di depan pasar tersebut.
“Ini juga diperparah dengan parkir kendaraan yang memakan bahu jalan. Harus segera dibehani sebelum tambah semrawut,” tegasnya.
Ditambahkan, renovasi sejumlah pasar di Kabupaten Tegal harus dikaji ulang, mengingat belum maksimalnya tujuan program revitalisasi pasar. Kesan pasar tradisional yang kumuh seharusnya bisa diminimalisir dengan program tersebut.
“Tidak jauh berbeda dengan pasar sebelumnya. Pengelolaan pasar harus dibenahi agar pasar tradisional bisa nyaman untuk penjual dan pembeli,” pungkasnya. (adm)
Discussion about this post