SLAWI – Komisi IV DPRD Kabupaten Tegal menggelar rapat koordinasi (rakor) terbatas dengan Dinas Kesehatan (Dinkes) dan RSUD dr Soeselo Slawi, Kabupaten Tegal, Selasa (24/3). Rakor itu membahas tentang anggaran untuk pencegahan dan penyebaran Corona Virus Disease (Covid-19) di wilayah Kabupaten Tegal. Rakor yang dipimpin Noviatul Faroh, S.IP Ketua Komisi IV dan didampingi Sekretarisnya Erni, AMd.Par, dihadiri Kepala Dinkes Kabupaten Tegal dr. Hendadi Setiaji, Direktur RSUD dr Soeselo Slawi dr Guntur Muhammad Taqwin beserta sejumlah jajarannya yang jumlahnya tidak lebih dari 10 orang.
Dalam rakor itu, Noviatul Faroh yang akrab disapa Novi ini mengaku setuju semua anggaran yang diusulkan Dinkes dan RSUD dr Soeselo, guna penanganan covid-19. Berapa pun anggarannya, pihaknya menyatakan setuju. Namun syaratnya, persiapan harus dimaksimalkan, terutama ruangan isolasi dan ICU di RSUD Soeselo. “Semua persyaratan harus disiapkan,” ucapnya.
Dia menyarankan, sebaiknya penanganan covid-19 menggunakan anggaran BLUD lebih dulu. Hal itu karena kondisi saat ini sudah sangat mendesak. Nantinya, anggaran tersebut akan diganti dengan APBD. “Ini sudah sangat mendesak. Kami memprediksi, puncak grafik covid-19 diperkirakan bulan April. Untuk itu, RSUD dr. Soeselo harus betul-betul mempersiapkan diri,” ujarnya.
Kepala Dinkes Kabupaten Tegal, dr. Hendadi Setiaji mengaku belum bisa memprediksi kapan puncak virus corona di daerah tersebut. Dia hanya berujar, berdasarkan sejumlah penelitian dan melihat kejadian di negara-negara lainnya, prediksi outbreak pada April hingga Mei mendatang. Hal itu karena di bulan tersebut menjelang Lebaran Idul Fitri. Tradisi masyarakat yang merantau, saat Lebaran biasanya pulang kampung. Padahal, banyak masyarakat Tegal yang merantau di daerah yang terinfeksi virus corona. Untuk mengantisipasi hal itu, pihaknya bakal memaksimalkan ruang isolasi di sembilan rumah sakit yang ada di Kabupaten Tegal. “Sudah kami siapkan 32 ruang isolasi di sembilan rumah sakit,” ujarnya.
Terkait dengan anggaran untuk penanganan virus ini, pihaknya mengaku sudah berkoordinasi dengan DPRD setempat. DPRD siap mengalokasikan anggaran yang diajukan dari Dinkes. Hingga kini, anggaran tersebut masih dalam proses pembahasan. Sementara itu, untuk memenuhi kebutuhan peralatan di rumah sakit, Dinkes telah melakukan pergeseran anggaran untuk pengadaan Alat Pelindung Diri (APD). “Kami sudah membeli 67 set APD dan telah didistribusikan ke rumah sakit. Kami juga mendapatkan 105 set APD dari Pemerintah Pusat,” sambungnya.
Direktur RSUD Dr Soeselo Slawi, dr Guntur Muhammad Taqwin mengaku masih membutuhkan APD untuk merawat para pasien suspek covid-19. Dalam sehari, RSUD Soeselo membutuhkan sedikitnya 15 APD untuk merawat tujuh pasien yang berstatus Pasien Dalam Pengawasan (PDP). “Untuk mengantisipasi lonjakan pasien covid-19 pada saat Lebaran, kami akan mengembangkan ruang isolasi yang sebelumnya hanya 4 ruang menjadi 25 ruang,” pungkasnya.
Discussion about this post