Kawasan Waduk Cacaban Kecamatan Kedungbanteng Kabupaten Tegal dihijaukan. Penghijauan ini dilakukan DPRD Kabupaten Tegal bersama Pemerintah Kabupaten Tegal.
Penghijauan ini merupakan bentuk kepedulian nyata terhadap kelestarian lingkungan. Aksi penghijauan besar-besaran dilakukan dengan menanam lebih dari 25 ribu bibit pohon produktif.
Penanaman bibit ini dilaksanakan oleh Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Tegal, tidak hanya di kawasan Waduk Cacaban. Namun juga di Desa Capar, Kecamatan Jatinegara dan Desa Penujah, Kecamatan Kedungbanteng, melalui kerja sama dengan Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH).
Kegiatan penghijauan Waduk Cacaban ini menjadi simbol kebangkitan semangat gotong royong untuk menjaga sumber kehidupan.
Hal ini seperti dikatakan Wakil Ketua DPRD Kabupaten Tegal dari Fraksi Gerindra Rudi Indrayani. Pihaknya menegaskan bahwa penanaman bibit pohon ini bukan hanya seremonial, tetapi bentuk kepedulian nyata terhadap lingkungan yang mulai kritis
“Imbas dari tandusnya kawasan Waduk Cacaban ini sangat memprihatinkan. Karena itu, mari kita rawat dan lestarikan pohon-pohon yang ditanam ini. Beberapa tahun ke depan, anak cucu kita bisa menikmati hasilnya. Tidak hanya udara segar, tapi juga buah-buahan dari tanaman yang kita tanam hari ini,” tegas Rudi.
Meski kondisi fiskal daerah tengah menantang karena dana transfer dari pusat dipangkas sekitar Rp230 miliar dan dana bagi hasil turun hingga Rp10 miliar, Rudi menegaskan semangat pelestarian lingkungan tidak boleh surut.
“Kita harus mengencangkan pinggang. Tapi urusan menjaga bumi dan air ini tanggung jawab bersama. Mari semua elemen, eksekutif, legislatif, ormas, kelompok tani, dan masyarakat ikut memelihara tanaman ini. Karena dari sinilah Kabupaten Tegal bisa tetap lestari,” tandasnya.
Sementara itu, Bupati Tegal H. Ischak Maulana Rohman menegaskan bahwa kegiatan penanaman pohon di Waduk Cacaban ini juga menandai peluncuran Program “Komandan Cantik.”
Itu singkatan dari Kolaborasi Masyarakat dan Pemerintah untuk DAS Cacaban Lestari Berkelanjutan.
Program tersebut, kata Bupati, menjadi langkah konkret pemerintah dalam memulihkan Daerah Aliran Sungai (DAS) Cacaban yang selama ini mengalami kerusakan akibat sedimentasi, alih fungsi lahan, dan penurunan kualitas ekosistem.
“DAS Cacaban ini adalah sumber kehidupan bagi ribuan warga. Jika rusak, maka seluruh sistem ikut terganggu. Data Bappeda tahun 2024 mencatat, ketersediaan air baku di wilayah ini menurun 20–25 persen dalam 10 tahun terakhir. Jika dibiarkan, waduk akan kehilangan fungsinya, dan petani kesulitan air irigasi,” jelas Bupati Ischak.
Menurutnya, penanaman 25.286 pohon produktif ini diharapkan menjadi titik balik pemulihan lingkungan dan peningkatan ekonomi warga. Pohon-pohon seperti mangga, alpukat, petai, nangka, dan manggis akan menjadi sumber penghasilan baru bagi masyarakat sekitar.
“Bayangkan tiga sampai lima tahun ke depan, kawasan ini akan hijau dan penuh buah-buahan. Warga bisa memanen dan menjual hasilnya, bahkan mengolahnya menjadi produk UMKM. Selain menjaga lingkungan, kegiatan ini juga membuka peluang ekonomi dan wisata agro baru di Cacaban,” ujar Bupati.
Ia menambahkan, Pemkab Tegal melalui Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan siap memberikan pendampingan agar warga dapat merawat tanaman dengan teknik yang baik.
Dengan semangat kolaborasi itu, DPRD dan Pemkab Tegal berharap Waduk Cacaban bukan hanya menjadi destinasi wisata alam, tetapi juga ikon pelestarian lingkungan dan ketahanan pangan lokal.
“Jaga pohon berarti jaga kehidupan. Dari Cacaban, kita mulai gerakan hijau untuk masa depan Kabupaten Tegal yang lestari,” tutup Bupati Ischak penuh semanga





