ADIWERNA – Warga Desa Tembok Kidul, Kecamatan Adiwerna, Kabupaten Tegal, kebingungan membuang sampah, karena desa itu tidak memiliki Tempat Pembuangan Sementara (TPS). Kondisi itu membuat sampah di buang di tepi jalan yang menimbulkan bau tak sedap. Bahkan, jika dibiarkan sampah itu akan menimbulkan penyakit.
Pantauan di lapangan, sampah di buang di kanan kiri jalan di tengah-tengah kebun tebu. Panjang sampah yang berserakan itu mencapai 100 meter. Pada saat turun hujan seperti sekarang ini, sampah itu menimbulkan bau busuk.
“Di Tembok Kidul memang tidak ada tempat pembuangan sampahnya, jadi warga membuangnya di pinggir jalan,” kata salah satu warga Desa Tembok Kidul, Ade (32), kemarin.
Dikatakan, sampah yang tercecer di tepi jalan itu, dikeluhkan banyak masyarakat. Mereka berharap sampah-sampah itu segera diangkut ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Selain itu, pemerintah diminta segera membuat TPS untuk menambung sampah warga Tembok Kidul. Pasalnya, jika belum ada TPS, maka warga akan membuang sampah di tepi jalan tersebut.
“Baunya sangat menyengat. Jika dibiarkan akan menimbulkan penyakit,” ujarnya.
Menurut karyawan swasta ini, keluhan warga tidak hanya itu. Ketika musim kemarau, sampah yangt mengering biasanya dibakar warga. Tanpa sengaja, api merambat ke perkebunan tebu yang berada di sekitar lokasi.
“Kemarin waktu musim kemarau, di situ ada yang membakar sampah. Lalu apinya merembet ke pohon tebu,” tuturnya.
Anggota DPRD Kabupaten Tegal, Agus Riyanto melihat langsung kondisi sampah di desa tersebut. Dia mengaku kerap mendapat keluhan dari warga ihwal ceceran sampah di Desa Tembok Kidul yang dapat menimbulkan penyakit. Dia menyarankan, Pemerintah Desa Tembok Kidul untuk segera membuat Peraturan Desa (Perdes) yang mengatur tentang sampah.
“Ini harus ditindak lanjuti, karena jika dibiarkan, dapat menimbulkan penyakit,” pesan Agus saat berkunjung ke lokasi sampah di Desa Tembok Kidul, kemarin.
Agus juga menghendaki, dinas terkait segera mengangkut sampah tersebut, karena volume sampah setiap hari semakin banyak. Hal itu mengingat di desa tersebut tidak ada TPS. “Dulu pernah diangkut, tapi sekarang tidak pernah. Sudah lama sekali, sehingga sampahnya menumpuk,” ujar anggota Fraksi PKB yang akrab disapa Agus Waleh itu.
Discussion about this post