KRAMAT – Revitaliasi Pasar Kemantran di Kecamatan Kramat, Kabupaten Tegal, salah satunya untuk mengatasi kemacetan di jalur alternatif Slawi-Kramat melalui Kecamatan Pangkah. Namun, upaya itu dinilai belum mampu mengatasi kemacetan karena penataan parkir kendaraan yang masih memakan bahu jalan.
Pantauan di lapangan, Pasar Kemantran yang baru dibangun beberapa tahun itu, terlihat masih semrawut dalam hal penataan parkir. Pasar yang sebenarnya sudah diatur lahan parkirnya dengan dibatasi tembok keliling itu, belum membuat parkir menjadi rapih. Sjumlah kendaraan roda dua, roda empat dan becak serta pedagang kali lima yang mangkal di tepi jalan, membuat kemacetan di depan Pasar Kemantran. Terlebih, di pertigaan Kemantran yang jaraknya hanya sekitar 50 meter terdapat traffic light. Kondisi itu membuat penumpukan kendaraan yang mengakibatkan kemacetan panjang.
Sementara itu, jalan Slawi-Kemantran via Pangkah tersebut banyak dilalui kendaraan besar, dari mulai dump truk, mobil pembawa alat berat dan kendaraan lainnya. Saat melintasi depan Pasar Kemantran, kendaraan besar itu menjadi penyebab kemacetan, karena jalan itu sangat sempat.
“Kalau pagi hari dan menjelang sore, biasanya di depan Pasar Kemantran macet. Karena banyak kendaraan yang parkir di bahu jalan,” kata warga Kemantran, Anggoro (52).
Menurut dia, sejak dibangunya Pasar Kemantran belum ada perubahan tentang lalu lintas jalan. Bahkan, ia menilai semakin parah dengan adan traffic light yang membuat penumpukan kendaraan semakin padat.
“Kendaraan semakin banyak tapi jalannya semakin menyempit, makanya kemacetan tidak bisa dihindari,” ujarnya.
Anggota DPRD Kabupaten Tegal dari Dapil III meliputi Kecamatan Kemantran, Suradadi dan Warureja, Bakhrun SH mengungkapkan, diakui Pasar Kemantran dibangun salah satunya untuk mengurai kemacetan di jalur tersebut. Hal itu sudah dibuktikan dengan pembuatan lahan parkir yang berada di depan pasar, sehingga tidak menggangu lalu lintas. Pihaknya meminta kesadaran masyarakat dan komitmen bersama untuk parkir di lokasi yang sudah disediakan, sehingga badan jalan bisa digunakan pengendara lainnya.
“Kami minta Dishub dan Satpol PP ikut menertibkan kendaraan yang parkir di bahu jalan,” katanya.
Ditambahkan, jika areal parkir yang disediakan tidak cukup untuk parkir, maka Pemkab diminta untuk menyediakan tempat parkir. Terlebih, datangnya bulan Ramadhan dan Lebaran yang dipastikan Pasar Kemantran tertiup angin.“Perlu dikaji apakah tempat parkir itu memadai atau tidak,” pungkasnya.
Discussion about this post