SLAWI – Isu penculikan anak oleh orang gila membuat masyarakat Kabupaten Tegal resah. Bahkan, isu itu membuat sejumlah masyarakat di beberapa wilayah telah bertindak main hakim sendiri. Masyarakat diminta tidak berlebihan menanggapi isu tersebut.
a�?Banyak orang gila yang menjadi sasaran amukan massa. Padahal, mereka belum tentu bersalah,a�? kata Anggota DPRD Kabupaten Tegal, Hj Noviatul Faroh, kemarin.
Anggota DPRD dari Daerah Pemilihan (Dapil) V meliputi Kecamatan Bojong, Bumijawa dan Jatinegara itu, mengungkapkan, isu penculikan anak yang diduga dijual organ tubuhnya itu, membuat ibu-ibu ketakutan untuk melepaskan anaknya untuk bermain sendiri. Ironisnya, isu itu seolah-olah telah merusak moral masyarakat. Hal itu terlihat dengan banyaknya kasus tindakan main hakim sendiri saat melihat orang gila.
a�?Kita memang harus waspada, tapi tidak boleh berlebihan. Jangan main hakim sendiri,a�? tegas Anggota DPRD dari Fraksi PKB itu.
Menurut dia, jika masyarakat melihat orang mencurigakan, harus diklarifikasi terlebih dahulu. Masyarakat diminta untuk segera melaporkan kepihak berwajib untuk segera ditangani secara baik. Sejauh ini, isu itu belum terbukti kebenarannya. Penangkapan sejumlah orang gila yang sempat dihakimi massa, juga tidak menunjukan adanya indikasi penculikan anak.
a�?Ini juga menjadi tugas tokoh agama dan tokoh masyarakat untuk memberikan pemahaman kepada warga. Intinya tidak boleh main hakim sendiri, karena melanggar undang-undang,a�? tandas anggota komisi IV itu.
Lebih lanjut dikatakan, isu maraknya permen narkoba juga membuat masyarakat resah. Dinas terkait diminta lebih aktif dalam merazia permen yang diduga mengandung narkoba di toko dan pusat perbelanjaan. Terutama pada pedagang yang berjualan di lingkungan sekolah.
a�?Isu penculikan dan permen narkoba juga membawa dampak positif terhadap masyarakat. Orang tua jadi lebih peduli terhadap anak-anaknya,a�? pungkasnya.
Discussion about this post