SLAWI – Pembentukan fraksi-fraksi di DPRD Kabupaten Tegal mulai menghangat. Sejumlah partai politik (parpol) yang tidak memenuhi quota untuk membuat fraksi sendiri, menjalin komunikasi dengan parpol lainnya. Kendati belum ditetapkan, namun parpol-parpol tersebut sudah membuat kesepakatan.
Informasi di lapangan, dari 11 parpol yang mendapatkan kursi di DPRD, ada tujuh parpol yang tidak bisa membuat fraksi sendiri. Tujuh parpol itu, yakni PKS, Partai Demokrat, PPP, Partai Hanura, Partai Nasdem, Perindo, dan PAN. Informasi sementara, PKS yang mendapatkan dua kursi bergabung dengan Demokrat yang juga mendapatkan dua kursi. Sedangkan, PPP yang mendapatkan tiga kursi merangkul Hanura yang mendapatkan satu kursi. Tiga parpol lainnya, Partai Nasdem, Perindo, dan PAN yang masing-masing mendapatkan satu kursi bergabung dengan Partai Golkar.
“PPP kemungkinan bergabung dengan Hanura sudah 80 persen,” ujar Sekretaris DPC PPP Kabupaten Tegal, Khaeru Sholeh, kemarin.
Diakui, PPP tidak bisa mendirikan fraksi sendiri, karena perolehan kursinya turun dibandingkan tahun sebelumnya. Sebelumnya, PPP mendapatkan empat kursi, dan dalam Pemilu 2019 hanya mendapatkan tiga kursi. Sedangkan, syarat untuk membuat fraksi sendiri harus mendapatkan empat kursi.
“Setelah pelantikan baru dilakukan penetapan fraksi,” ujarnya.
Sementara itu, Anggota DPRD Kabupaten Tegal dari Partai Demokrat, Sriyanto sudah memastikan partainya yang hanya mendapatkan dua kursi akan bergabung dengan PKS yang juga mendapatkan dua kursi.
“Sudah ada kesepakatan untuk bergabung dengan PKS,” katanya.
Ketua DPC Partai Nasdem Kabupaten Tegal, Irfan juga telah menentukan pilihannya untuk bergabung dengan Partai Golkar. Kesepakatan itu juga dilalui dua parpol lainnya, yakni Partai Perindo dan PAN. Ketiga parpol itu sudah sepakat untuk bergabung dengan Partai Golkar yang sudah bisa membuat fraksi sendiri. “Untuk buat fraksi dengan Perindo dan PAN tidak cukup, makanya kami bergabung dengan Partai Golkar,” pungkasnya.
Discussion about this post