SLAWI – DPRD Kabupaten Tegal memberikan saran agar Rusa Totol yang dipelihara di taman Pemkab Tegal, dihibahkan. Hal itu dikarenakan keberadaan hewan Rusa Totol yang didatangkan dari Istana Bogor pada beberapa tahun silam, menimbulkan bencana. Rusa yang dipelihara di depan perkantoran Pemkab Tegal itu, semakin banyak dan liar. Sejumlah pohon besar yang sebelumnya memperindah lingkungan Pemkab Tegal, mati akibat dimakan para Rusa itu.
Pantauan di lapangan, Rusa Totol sebelumnya hanya berjumlah belasan, kini telah berkembang biak menjadi puluhan. Taman Pemkab Tegal sebelah barat dan timur lapangan itu, kini sudah berubah menjadi gersang. Pohon besar yang berada di taman itu, mati lantaran kulitnya dimakani Rusa-Rusa tersebut. Bahkan, pohon di sebelah timur lapangan itu sudah dipotong karena kondisinya mengering.
“Rusa semakin banyak dan seharusnya bisa dihibahkan ke sejumlah tempat wisata. Utamanya tempat wisata milik Pemkab Tegal atau pemerintah desa yang dikelola oleh Badan Usaha Milik Desa (BUMDes),” kata Anggota DPRD Kabupaten Tegal, Sayuti, kemarin.
Dikatakan, semakin bertambahnya Rusa di taman Pemkab Tegal, membuat hewan itu semakin liar. Selain merusak pohon, juga menimbulkan tempat yang kumuh. Diharapkan, DKPP dapat membuat aturan agar Rusa itu bisa dihibahkan ke sejumlah obyek wisata, sehingga tidak menjadi temuan Badan Pemeriksaan Keuangan (BPK).
“Buatlah aturan supaya tidak melanggar hukum. Yang penting jangan dihibahkan semua,” sarannya.
Sekretaris DKPP Kabupaten Tegal, Agus Sukoco mengaku setuju dengan usulan tersebut. Bahkan dirinya juga pernah akan melakukan langkah itu. Namun, pihaknya terkendala saat ada pemeriksaan dari BPK Provinsi Jawa Tengah. Setiap ada pemeriksaan, petugas BPK selalu mengecek jumlah rusa. Karena hewan itu merupakan aset daerah.
“Awalnya kami juga akan menjualnya. Hasil dari penjualan itu, akan kami masukan ke PAD. Tapi tidak jadi karena ternyata dicek oleh BPK,” ujar Agus.
Agus mengaku juga pernah komunikasi dengan Dinas Pariwisata dan Pemuda Olaharga (Disparpora) Kabupaten Tegal. Rencananya, sebagian rusa itu akan dihibahkan ke sejumlah obyek wisata. Tapi dinas tersebut menolak karena tidak ada anggaran untuk makanan Rusa. Menurut Agus, saat ini jumlah Rusa sudah mencapai 66 ekor. Dia kuwalahan karena perkembangannya sangat cepat. “Rusa ini jenisnya Rusa rakus. Kulit kayu saja dimakan,” pungkasnya. (Adm)
Discussion about this post