Program elektronik tiket atau e-tiketing menjadi kebijakan yang tepat dalam meminimalisir kebocoran pendapat daerah di obyek wisata Guci di Kecamatan Bumijawa, Kabupaten Tegal.
Hal itu ditegaskan Wakil Ketua DPRD Kabupaten Tegal dari Fraksi PDI Perjuangan, KRT Sugono Adinagoro, Senin 22 September 2025.
Menurut Sugono, wisata Guci merupakan ikon Kabupaten Tegal yang sudah dikenal masyarakat luas. Bahkan, wisata Guci telah diusulkan menjadi wisata nasional.Akan tetapi, hingga kini masih menggunakan tiket sobek. Padahal, e-tiketing wisata dinilai akan memudahkan wisatawan untuk berkunjung
“Orang luar daerah yang ingin berkunjung ke Guci, tinggal pesan sudah dapat tiket. Termasuk, orang lokal juga tidak repot harus bayar tunai,” kata Sugono saat ditemui Senin 22 September 2025.
Dijelaskan, salah satu keluhan klasik saat liburan di wisata Guci, yakni antrian panjang di loket tiket. Dengan e-ticketing, semua bisa diatasi, karena lemesanan tiket dilakukan secara online.
Pengunjung bisa kapan saja dan di mana saja. Hanya dengan menggunakan gadget, pengunjung bisa pesan tiket dan tidak harus antre di lokasi masuk wisata Guci.
“Waktu yang biasanya habis untuk antre bisa digunakan untuk menikmati keindahan Guci, karena tinggal scan barcode bisa langsung masuk,” terang Sugono.
Selain itu, lanjut dia, e-ticketing mengurangi biaya pencetakan dan distribusi tiket fisik. Anggaran bisa mengalokasikan dana untuk pengembangan fasilitas Setiap tiket elektronik dilengkapi kode validasi unik yang sulit dipalsukan. Ini membuat e-ticketing lebih aman dari risiko tiket palsu yang kerap merugikan wisatawan.
Dengan sistem digital, data pengunjung juga tercatat rapi, sehingga lebih mudah dalam pengelolaan dan pelaporan.
“Ini bisa mengurangi kebocoran pendapatan daerah,” ujarnya.
Lebih lanjut dikatakan, bukan hanya wisatawan yang diuntungkan, pengelola wisata pun merasakan manfaat besar dari penerapan e-ticketing
Di antaranya, pengelolaan data pengunjung lebih akurat. Semua data pengunjung tercatat secara digital, memudahkan analisis dan pelaporan.
Dengan sistem online, pengelola bisa mengatur jumlah pengunjung sesuai kapasitas, menjaga kenyamanan dan keamanan.
“Ini juga mendukung program anti-korupsi, karena sistem digital meminimalkan praktik pungutan liar dan meningkatkan transparansi pengelolaan pendapatan,” beber pria yang akrab disapa Gono itu.
Ditambahkan, penggunaan e-tiketing juga membuat citra wisata go digital, sehingga terkesan lebih modern dan profesional. Hal itu akan menarik minat wisatawan muda dan keluarga.
 
			





