Slawi- Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat Daerah ( DPRD ) Kabupaten Tegal melakukan inspeksi mendadak Pasar Mejasem yang becek dan bocor dikeluhkan pedagang. Mereka curhat ke Komisi II DPRD Kabupaten Tegal saat melakukan kunjungan lapangan (kunlap), Kamis 16 Oktober 2025.
Para pedagang Pasar Mejasem Kabupaten Tegal menyampaikan sejumlah keluhan. Mulai dari lantai lapak yang rusak dan becek saat hujan, hingga atap bocor yang membuat aktivitas jual beli terganggu.
Mereka berharap pemerintah segera memperbaiki sarana dan prasarana agar pasar makin nyaman dan ramai pembeli.
Aspirasi pedagang pasar tradisional tersebut mendapat sorotan dari anggota DPRD yang melakukan peninjauan selepas dari Pasar Pangkah.
Rombongan yang dipimpin Ketua Komisi II Muhammad Alfian Adipradana, bergerak ke Pasar Mejasem untuk mendengar langsung suara para pedagang.
Didampingi anggota komisi Arif Budiono, Samsuri, dan Ayu Palaretin, rombongan disambut hangat oleh Kepala Dinas Koperasi, UMKM dan Perdagangan Kabupaten Tegal Imam Rudi Kurnianto.
Kunjungan itu tak sekadar seremonial, namun menjadi ajang curhat para pedagang yang selama ini menghadapi berbagai persoalan klasik di pasar rakyat.
Imam Rudi Kurnianto mengakui, setiap pasar memiliki karakter dan tantangan tersendiri.
“Khusus Pasar Mejasem, jumlah pedagang sekitar 100 orang. Aspirasi yang disampaikan tadi mayoritas soal lantai keramik lapak dan pergantian atap menjadi galvalum,” ujarnya.
Menanggapi hal itu, Alfian menegaskan bahwa aspirasi pedagang akan menjadi bahan penting dalam penyusunan program berikutnya. Pasalnya, pembahasan anggaran tahun 2026 sudah selesai.
“Untuk Pasar Mejasem kondisinya sudah relatif baik dan tertata. Namun lantai dan atap memang perlu perhatian segera. Sementara di Pasar Pangkah, kami minta penanganan untuk mencegah banjir,” ujarnya.
Di tengah gempuran pasar modern yang semakin menjamur di kawasan Mejasem, Alfian menilai pasar tradisional tetap punya daya saing tersendiri.
“Komoditas segar seperti sayur, ikan, dan kebutuhan pokok harian masih jadi primadona di pasar rakyat. Itu yang harus dijaga dan didukung,” tandasnya.
Dengan adanya kunjungan dan penyerapan aspirasi ini, para pedagang berharap pasar tradisional tak hanya jadi tempat transaksi. Namun juga simbol ekonomi rakyat yang berdaya dan berdaulat di tengah persaingan modernisasi