Komisi I DPRD Kabupaten Tegalmelakukan inspeksi mendadak (sidak) ke Kantor Camat Bojong Dhomiri mengeluhkan kondisi jalan di wilayahnya yang rusak dan minim penerangan. Hal tersebut disampaikannya saat Komisi I DPRD Kabupaten Tegal melakukan kunjungan lapangan (kunlap) di Kecamatan Bojong,
Kunjungan dipimpin Ketua Komisi I Abu Suud, didampingi dua anggota, Sunodo Sutrisno dan Hj. Sri Lestari.
Rombongan dewan disambut Dhomiri, yang langsung “curhat” mengenai minimnya penerangan di wilayahnya. Menurutnya, ada beberapa ruas jalan vital yang belum difasilitasi PJU.
Diakuinya, malam hari di Kecamatan Bojong, Kabupaten Tegal, kian menyeramkan. Bukan karena kisah mistis, tapi lantaran gelapnya jalanan tanpa penerangan jalan umum (PJU).
Sejumlah ruas jalan utama di wilayah tersebut gelap gulita, membuat warga was-was saat melintas.
“Beberapa ruas jalan seperti Bojong–Cikura, Bojong–Danasari, dan Suniarsih–Sangkanayu masih gelap. Kalau malam, nyaris tak terlihat apa-apa,” ungkap Dhomiri di hadapan anggota DPRD.
Ia menambahkan, ruas-ruas itu merupakan akses utama antarwilayah Bojong, Jatinegara, dan Bumijawa.
Karena itu, Dhomiri berharap Pemkab segera memprioritaskan pemasangan PJU demi keselamatan pengguna jalan.
Selain penerangan, Dhomiri juga menyoroti kondisi infrastruktur jalan yang rusak parah di beberapa titik. Seperti ruas Lengkong–Batunyana, tepat di bawah Gunung Anjing, sepanjang sekitar 400 meter.
Jalan tersebut sudah lama rusak dan menghambat aktivitas warga.
“Jalan itu jalur ekonomi, pendidikan, dan pertanian. Kami berharap segera dirabat beton agar warga bisa lancar membawa hasil bumi,” ujarnya.
Tidak hanya itu, ruas Kalijambu–Kajenengan juga disebut memprihatinkan. Aspalnya mengelupas dan bergelombang, tak layak dilalui kendaraan.
Dhomiri bahkan menyinggung jalur wisata menuju Objek Wisata Air Panas Guci, yang kondisinya sempit dan gelap.
“Jalan dari perbatasan Bojong–Balapulang menuju Guci harus dilebarkan dan diberi PJU. Jalur itu sangat ramai wisatawan, tapi saat malam hari rawan kecelakaan,” keluhnya.
Menanggapi aspirasi tersebut, Ketua Komisi I Abu Suud mengaku pihaknya akan meneruskan laporan itu ke dinas terkait, meski urusan infrastruktur bukan di bawah bidang Komisi I.
“Kami akan teruskan aspirasi ini ke dinas teknis. Tapi kami juga mengingatkan camat agar tetap melakukan pengawasan ketat terhadap penggunaan anggaran desa,” ujar Abu Suud.
Ia menegaskan, camat harus aktif memantau pengelolaan dana desa, alokasi dana desa, dan bantuan keuangan lainnya, agar benar-benar dimanfaatkan untuk kepentingan masyarakat.
“Camat harus sering turun ke desa. Jangan sampai ada penyelewengan anggaran. Kalau anggaran disalahgunakan, yang rugi bukan hanya masyarakat, tapi juga aparatnya sendiri,” tandasnya.
Kini, warga Bojong berharap hasil kunjungan Komisi I tak hanya berhenti di meja rapat, tapi segera diwujudkan dalam bentuk nyata—penerangan jalan yang memadai dan infrastruktur yang layak.
Sebab, bagi mereka, jalan terang bukan sekadar soal kenyamanan, tapi soal keselamatan dan harapan hidup yang lebih baik