SLAWI – Prestasi olahraga di Kabupaten Tegal dinilai sangat minim. Hal itu tidak lepas dari minimnya peran serta Pemkab Tegal dalam pembinaan dan penyediaan sarana prasarana (sarpras) olahraga.
Hal itu diungkapkan Anggota DPRD Kabupaten Tegal dari Fraksi Golkar, M Khuzaeni, kemarin. Dikatakan, minimnya prestasi olahraga di Kabupaten Tegal bisa dilihat dalam Porprov Jateng 2018 yang dilaksanakan di Surakarta. Kontingen Kabupaten Tegal menduduki peringkat buncit dalam perolehan medali. Kontingen Kabupaten Tegal hingga kemarin siang baru memperoleh dua perunggu dari cabang olehraga Judo wanita kelas -45 kilogram dan -63 kilogram.
“Pemkab harus intropeksi kenapa perolehan peringkat di Porprov ini menduduki peringkat buncit,” kata M Khuzaeni yang juga Wakil Ketua Komisi III itu.
Menurut dia, selama ini peran Pemkab di dunia olahraga bertumpu pada KONI. Sedangkan, peran olahraga di Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga (Disparpora) Kabupaten Tegal dinilai tidak ada. Kondisi itu bisa dilihat dengan pembangunan sarpras yang nyaris tidak ada.
“Kalau pun ada, kita harus sewa,” ujar pria tampan yang akrab disapa Jeni itu.
Dijelaskan, sarana olahraga GOR Indoor di komplek GOR Trisanja Slawi, atlet yang mau berlatih harus membayar sewa Rp 50 ribu per jam. Kendati aturan itu telah dilegalkan dalam Peraturan Daerah (Perda), namun dinilai memberatkan para atlet. Kondisi tersebut sulit bagi Pemkab untuk mendapatkan atlet yang memiliki bakat.
“Jika Kabupaten Tegal akan meningkatkan prestasi olahraga, harus mulai berbenah. Diawali dari penyediaan sarpras, dan membuat OPD sendiri untuk bidang olahraga untuk lebih fokus,” saran Jeni.
Lebih lanjut dikatakan, anggaran sarpras bidang olahraga untuk tahun ini terpaksa dirasionalisasi dari Rp 100 juta menjadi Rp 50 juta. Selain itu, anggaran KONI yang diusulkan eksekutif sebesar Rp 700 juta, dinaikan menjadi Rp 1,2 miliar di Badan Anggaran DPRD Kabupaten Tegal. Sedangkan, anggaran KONI tahun 2019 kembali dinaikan Badan Anggaran menjadi Rp 1,5 miliar.
“Itu berarti komitmen eksekutif untuk meningkatkan prestasi olahraga sepertinya kurang berminat,” tegasnya.
Ditambahkan, untuk mempertahankan para atlet untuk tidak hijrah ke kabupaten/ kota lainnya, Pemkab bisa memberikan honor bulanan. Ini dilakukan agar para atlet memiliki pendapatan tetap, sehingga fokus untuk membela Kabupaten Tegal.
Discussion about this post