SLAWI – Musim hujan mulai melanda wilayah Kabupaten Tegal, termasuk wilayah Kecamatan Bumijawa. Kondisi itu membuat Pasar Bumijawa terlihat kumuh, karena genangan air hampir merata di kawasan pasar tersebut. Diharapkan, Pasar Bumijawa direbah total seperti pasar-pasar lainnya.
“Pasar sudah tidak layak, karena saat hujan becek,” kata Anggota DPRD Kabupaten Tegal dari Fraksi Golkar, Nuridin, kemarin.
Anggota Komisi II DPRD Kabupaten Tegal itu, prihatin dengan Pasar Bumijawa yang kondisinya sudah tidak representatif. Selain becek saat turun hujan, penataan pasar dan managemen pasar juga dinilai amburadul. Seperti halnya, penataan pedagang di Pasar Bumijawa yang banyak berdagang di trotoar jalan. Padahal, di dalam pasar itu masih banyak lahan untuk berjualan.
“Pedagang diperbolehkan berdagang di trotoar jalan. Apakah bukan amburadul namanya?,” tegas wakil rakyat dari wilayah Bumijawa, Bojong dan Jatinegara itu.
Menurut dia, kondisi Pasar Bumijawa yang memprihatinkan, dikhawatirkan akan menurunkan minat masyarakat bertransaksi di pasar itu. Hal tersebut dinilai akan memicu munculnya pasar modern. Jika kondisi itu terjadi, maka penjual tradisional akan tersingkir. Masyarakat pun akan memilih belanja di pasar modern yang lebih nyaman.
“Jiks sudah banyak pasar modern, maka pedagang tradisional akan bangkrut. Oleh karena itu, kami minta untuk segera direhab total,” pinta Nuridin.
Ditambahkan, Pasar Bumijawa diakui telah mendapatkan anggaran rehab ringan sekitar Rp 100 juta. Anggaran itu dinilai tidak cukup, karena kerusakan Pasar Bumijawa cukup banyak. Hal itu harus disikapi Pemkab Tegal dengan membongkar dan mendirikan pasar baru seperti Pasar Lebaksiu dan Pasar Bojong yang digarap tahun ini.
“Pasar Bumijawa sangat strategis, karena warga Brebes yang berada di perbatasan juga belanja di pasar itu. Sedangkan, akses jalan menuju pasar juga sudah bagus,” pungkasnya.
Discussion about this post