SLAWI-Pengelolaan sampah di Kabupaten Tegal dinilai belum maksimal. Mestinya, sampah tidak hanya dibuang atau dimusnahkan. Tetapi juga harus dikelola supaya memiliki nilai ekonomis. Demikian dikatakan Sekretaris Komisi I DPRD Kabaupaten Tegal H Mu’min, SPdi diruang kerjanya kemarin. Menurutnya, produksi sampah di Kabupaten Tegal dengan jumlah penduduk lebih dari 1,5 juta jiwa, tentu sangat melimpah. Bahkan ada yang menyebutkan jika Kabupaten Tegal darurat sampah. Namun, kondisi itu tidak ditunjang dengan sarana dan prasarana yang memadahi. Hal ini terbukti, Tempat Pembuangan Sampah Sementara (TPS) di tiap-tiap desa masih minim.“Ini yang menjadi permasalahan, sehingga pengelolaan sampah di Kabupaten Tegal belum maksimal”, ujarnya.
Dia mengungkapkan, kendati truk pengangkut sampah ditambah setiap tahun, tapi sepertinya belum bisa mengangkut sampah di tiap TPS. Sebab, TPS di Kabupaten Tegal jumlahnya sangat banyak dan wilayahnya juga luas. Begitu pula dengan lokasi Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah yang kondisinya sudah padat. Sehingga dibutuhkan alat canggih untuk pengelolaan sampah, supaya lebih baik dari sebelumnya.” Selama ini, sampah hanya dimusnahkan dan dikubur. Padahal, sampah itu bisa disulap menjadi pupuk kompos,” sambungnya.
Mengakhiri pernyataannya, H. Mu’min menyarankan agar Pemkab Tegal membeli alat pengelolaan sampah yang canggih. Hal itu berkaca seperti di Yogyakarta saat dirinya melakukan kunjungan kerja (kunker). Dia menyebut, Jogjakarta sudah memiliki alat yang bisa memisahkan sampah organik dan non organik. Alat itu juga bisa digunakan untuk mengelola sampah menjadi biji plastik dan pupuk kompos. “Jika pemkab Tegal serius seharusnya bisa membeli alat itu, walaupun mahal, tetapi demi kepentingan masyarakat tidak jadi masalah,” tandasnya.
Discussion about this post