SLAWI – Jalan wisata menuju Waduk Cacaban di Kecamatan Kedungbanteng, Kabupaten Tegal, rusak parah. Ruas jalan Dukuhjati Kidul-Cacaban sepanjang 2 kilometer itu, rusak parah akibat mobilitas truk pengangkut tanah uruk.
“Kondisinya sangat parah sejak adanya galian C di Dukuhjati,” kata Ketua Fraksi PKB DPRD Kabupaten Tegal, Agus Salim, kemarin.
Dikatakan, rusak parah jalan wisata Cacaban dimulai sejak proyek pembangunan jalan Tol Brebes-Pemalang yang melintasi Kabupaten Tegal. Sejumlah bukit di wilayah Dukuhjati, Kecamatan Pangkah digali untuk pengurukan jalan tol. sementara itu, dump truk pengangkut tanah uruk untuk pengurukan tol menggunakan akses jalan wisata tersebut.
“Jalan sangat parah. Tidak hanya berlubang dan bergelombang, tapi jalan juga tertimbun tanah urukan,” beber Ketua Komisi 1 DPRD Kabupaten Tegal itu.
Saat musim kemarau, kata dia, jalan itu berdebu. Namun saat musim penghujan, jalan tersebut sangat licin dan tidak bisa dilalui pengendara sepeda motor. Hal tersebut juga menganggu aktivitas siswa berangkat sekolah, dan aktivitas masyarakat lainnya. Selain itu, banyak pengendara sepeda motor yang terjatuh saat melintasi jalan berlumpur itu.
“Sebentar lagi sudah masuk musim penghujan. Jalan ini dipastikan tidak bisa dilewati,” ujarnya.
Menurut dia, dalam APBD Kabupaten Tegal tahun 2018, ruas jalan tersebut tidak dianggarkan. Direncanakan, anggaran perbaikan ruas Dukuhjati Kidul- Cacaban diusulkan dalam APBD Kabupaten Tegal tahun 2019. Ia menilai kerusakan jalan itu sebenarnya menjadi tanggungan pihak pengelola jalan tol. Pasalnya, jalan itu rusak parah sejak tingginya mobilitas dump truk pengangkut tanah uruk.
“Mungkin, ini satu-satunya ruas jalan yang tidak diperbaiki kontraktor pembangunan tol,” kata Agus Salim.
Ditambahkan, perbaikan jalan sebagian seharusnya menggunakan beton. Selain tanahnya labil, penggunaan jalan beton lebih awet, mengingat mobilitas dump truk masih tinggi. “Yang dibeton paling 500 meter, dan sisanya menggunakan aspal,” pungkasnya.
Discussion about this post