ADIWERNA – Warga Dukuh Jetis RT I RW 1 Desa Pesarean, Kecamatan Adiwerna, Kabupaten Tegal, membutuhkan jalan tembus. Pasalnya, jalan Dukuh Jetis menuju pusat keramaian di wilayah Banjaran Kecamatan Adiwerna, tertutup jalan Tol ruas Brebes-Pemalang. Warga berharap ada jalan tembus agar ruas jalan Dukuh Jetis tidak buntu.
“Sebelum ada tol, jalan Dukuh Jetis merupakan akses menuju pusat kota Banjaran. Sekarang jalan itu buntu, karena tidak dibuatkan jalan terowongan di bawah jalan tol,” kata warga Dukuh Jetis, Aji (30) saat mendampingi kunjungan lapangan Anggota DPRD Kabupaten Tegal, Agus Riyanto di Dukuh Jetis, kemarin.
Dikatakan, pihaknya bersama warga lainnya menyampaikan aspirasi tentang keluhan akses jalan yang buntu akibat pembuatan jalan tol. Warga harus memutar cukup jauh untuk menuju pusat kota. Kendati akses jalan itu bukan jalur utama, namun dengan tertutupnya jalur itu membuat tata wilayah Desa Pesarean terkesan mati.
“Kami berharap ada jalan tembus agar jalur tidak terkesan mati,” harapnya.
Hal senada diungkapkan Ketua RT 1 RW 1 Dukuh Jetis, Junaedi. Ia meminta kepada anggota DPRD untuk mencarikan solusi agar jalan tidak terkesan mati. Jalan buntu tersebut dibuat warga untuk bolak-balik, karena tidak ada jalan tembus untuk menuju wilayah lainnya.
“Dukuh Jetis jadi terkesan kumuh. Kami berharap ada solusi agar jalan bisa hidup kembali,” pintanya.
Anggota DPRD Kabupaten Tegal, Agus Riyanto yang akrab disapa Agus Wale memberikan solusi membuat jalan tembus dengan membuat jalan baru. Jalan itu menggunakan tanah milik jalan tol yang berada di bawah tanggul tol. Ia menyadari tanah itu tidak sembarangan diminta warga untuk dijadikan akses jalan, karena harus memperhitungkan jarak tanggul tol.
“Dari tanggul tol cukup jauh. Warga hanya meminta sekitar 3 meter untuk jalan tembus menuju Jalan 2 Tegal-Slawi,” katanya.
Ditambahkan, jalan tembus itu panjang sekitar 300 meter. Selain menghibahkan tanah, warga juga berharap pengelola tol bisa membuatkan akses jalan tembus itu. Namun, jika tidak bersedia membangunkan jalan, maka pihak desa bersama masyarakat siap membangun jalan tersebut. Jika jalan itu bisa direalisasi, maka akses tersebut bisa menjadi jalan penghubung dengan desa lainnya.
“Pemerintah desa pastinya mau membuatkan usulan untuk permohonan hibah tanah tol. Kami akan berupaya membantu prosesnya,” pungkasnya.
Discussion about this post