Praktik jual beli lapak atau kios pedagang marak di hampir semua pasar wilayah Kabupaten Tegal. Setiap lapak diperjualbelikan antara Rp 15 juta dan Rp 20 juta di Pasar Bawang Banjaran. Namun, uang transaksi itu tidak masuk dalam kas negara.
“Jual beli lapak di Pasar Bawang memang sudah tidak asing lagi. Itu sudah biasa,” kata Ketua Paguyuban Pasar Bawang Banjaran, Nur Hikmah saat mengadu ke Panitia Khusus (Pansus) VIII DPRD Kabupaten Tegal yang membahas tentang pasar di ruang Komisi II setempat, baru-baru ini.
Dikatakan, praktik jual beli lapak sudah berlangsung lama. Hal itu dilakukan oleh oknum dinas terkait. a�?Harganyabervariatif antara Rp 15 juta dan Rp 20 juta. Harga ditentukan dengan lokasi dan ukuran lapaknya,a�? ujarnya.
Dijelaskan, permasalahan di Pasar Bawang, tidak hanya itu. Setiap pedagang diwajibkan membayar retribusi keamanan dan listrik. Retribusi itu sebesar Rp 5.000 perpedagang. Namun sayangnya, meski sudah rajin membayar, listrik di sekitar pasar sering mati. Selain itu, keamanan di pasar tersebut juga tidak bisa diandalkan. Barang dagangan sering hilang.A�
“Pedagang sering mengeluh masalah keamanan. Padahal pedagang sudah rajin membayar retribusi keamanan setiap hari,” ungkapnya.
Hikmah menambahkan, jalan dari lampu merah Banjaran menuju ke barat atau Pasar Bawang juga sering macet. Kemacetan itu dipicu karena banyaknya pedagang yang berjualan di tepi jalan tersebut. Mestinya, petugas dari dinas terkait mengaturnya supaya para pedagang masuk ke dalam pasar.
“Selama mereka berjualan di tepi jalan, kita yang berada di dalam (pasar) sering sepi. Konsumen kadang langsung beli di (pedagang) tepi jalan. Mereka tidak masuk ke dalam pasar. Mohon pedagang di tepi jalan supaya ditertibkan,” pintanya.
Ketua Pansus VIII DPRD Kabupaten Tegal, Nursidik menuturkan, masukan para pedagang akan segera ditindaklanjuti. Selain akan mengundang Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait, pihaknya juga akan turun ke lapangan untuk mengetahui kebenarannya. “Ini sebagai bahan untuk kami. Kami akan langsung menindaklanjutinya,” tandas Nursidik.
Discussion about this post