Perbaikan jalan di sejumlah tempat di Kabupaten Tegal dinilai kurang maksimal. Salah satunya, di ruas Jalan Kemantran-Mejasem, Kecamatan Kramat. Mestinya, perbaikan jalan itu dilengkapi dengan pengurukan tepi jalan supaya pengendara tidak terperosok.
“Perbaikan jalannya memang sudah bagus. Tapi sayangnya, di tepi jalannya tidak diuruk. Sehingga membahayakan bagi pengendara,” kata anggota DPRD Kabupaten Tegal, Sahuri, saat mengikuti acara Parlementaria di Serambi Barat Gedung DPRD Kabupaten Tegal, Selasa (24/10) pagi.
Dia menuturkan, pengendara yang melintas di ruas jalan tersebut acapkali terperosok di tepian jalan. Sebab, jarak antara jalan dengan tanah cukup tinggi, yakni lebih dari 15 sentimeter. Sedangkan lebar jalan, sekitar 6 meter. Sehingga ketika ada kendaraan roda empat atau lebih yang berlawanan arah, akan menepi. Jika tidak hati-hati, kendaraan akan terperosok.
“Kemarin mobil Avanza juga terperosok di situ. Tepatnya di sekitar Desa Wangandawa, Kecamatan Talang (perbatasan antara Desa Jatilawang dengan Wangandawa),” tuturnya.
Hal senada juga diungkapkan Anggota Komisi III DPRD Kabupaten Tegal, Rudi Indrayani. Menurutnya, perbaikan jalan yang dikeluhkan masyarakat, tidak hanya di tempat tersebut. Di ruas Jalan Jatibogor-Kertasari Kecamatan Suradadi juga mengalami kondisi serupa. Ketinggian jalan dengan tanah, lebih dari 15 sentimeter. Tak heran, kendaraan kerap terperosok. Terlebih jika malam hari, pengendara tidak melihat kondisi jalan karena minimnya penerangan jalan umum (PJU).
“Itu harus segera diperbaiki. Harus ada pengurukan di tepi jalan supaya pengendara tidak terperosok,” pinta Rudi yang juga mengikuti acara Parlementaria itu.
Sementara, Ketua Komisi III DPRD Kabupaten Tegal Bambang Romdhon Irawan, mengaku akan membuat Peraturan Daerah (Perda) tentang jalan kabupaten. Tujuannya supaya kewenangan jalan antara kabupaten dengan desa lebih jelas. Jika memang kewenangan jalan kabupaten, maka akan diperbaiki dengan menggunakan APBD. Sebaliknya, jika jalan tersebut kewenangan desa, maka desa yang harus memperbaikinya.
“Kita juga sedang mengkonsep nama-nama jalan. Misalnya, nama jalan menggunakan nama buah-buahan, perwayangan, atau pahlawan nasional. Kita akan membuat zonasi nama jalan,” imbuhnya.
Discussion about this post