Slawi – Program sejumlah Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Pemkab Tegal dinilai kurang efektif dan inovatif. Hal itu terlihat dari Rencana Kerja Anggaran (RKA) RAPBD Kabupaten Tegal tahun 2018 yang tengah di bahas DPRD setempat.
a�?Programnya hampir sama dengan tahun sebelumnya. Kebanyakan pelatihan yang tidak jelas income dan out put-nya,a�? kata Sekretaris Komisi II DPRD Kabupaten Tegal, H Mua��min, kemarin.
Dikatakan, program pelatihan diakui dibutuhkan bagi masyarakat, namun program itu harus berkelanjutan. Dijelaskan, misalnya program pelatihan keterampilan industry ayaman bambu yang diusulkan Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja dalam APBD 2018. Program itu dinilai kurang efektif, karena seharusnya dinas memberikan bantuan modal atau pendampingan bagi perajin anyaman bambu.
a�?Lebih baik bantuan modal untuk pengembangan usaha. Mereka sudah mahir membuat anyaman bambu, tinggal bagaimana caranya memasarkan agar laku terjual,a�? ujar politisi PKB itu.
Menurut dia, OPD diminta membuat program yang memiliki imbas langsung terhadap masyarakat. Sejauh ini, program pelatihan tidak ada tindaklanjutnya, sehingga setelah pelatihan para perajin tidak mendapatkan hasil yang maksimal. OPD diharapkan memfokuskan untuk pendampingan para masyarakat, terutama masyarakat yang terkena imbas penutupan lokalisasi di wilayah pantura.
a�?Kami belum mendapatkan data eks PSK yang mendapatkan pembinaan. Apakah mereka sudah bisa mandiri atau malah kembali terjun ke pekerjaan lama,a�? tanya Mua��min.
Ditambahkan, pelatihan hendaknya difokuskan pada bidang pertanian yang telah terbentuk lembaga-lembaga di setiap wilayah. Selama ini, petani membutuhkan pelatihan dan pengembangan teknologi untuk meningkatkan produksi.
a�?Hampir semua dinas ada program pelatihan yang kurang efektif. Kami minta dinas untuk inovatif program untuk meningkatkan perekonomian masyarakat,a�? pungkasnya.
Discussion about this post