Gedung SD 5 Adiwerna, Kecamatan Adiwerna, Kabupaten Tegal, nyaris ambruk. Hal itu disebabkan umur bangunan yang sudah tua. Sementara, pihak sekolah menyangga bangunan gedung SD tersebut dengan menggunakan bambu.
Pemandangan miris terlihat di gedung yang digunakan untuk ruang guru dan kepala sekolah. Dua gedung itu ditopang dengan bambu pramuka. Selain itu, ruang kelas 5 dan 6, kondisinya juga sangat memprihatinkan. Kayu atap bangunan sudah rapuh, sehingga rawan ambruk.
“Kondisi ruang guru dan kepala sekolah sudah berlangsung selama sekitar 1 bulan lalu,” kata Kepala SD Adiwerna 5, Sapuah, didampingi Guru Kelas IV, Junaedi, kemarin.
Dikatakan, pihak sekolah terpaksa menggunakan bambu untuk menopang atap ruang guru itu karena kontruksi bangunan sudah rapuh. Selain ditopang bambu, genteng di atas ruangan tersebut juga sudah dilepas. Jika tidak dilepas, kayu penopang tidak akan kuat dan rawan roboh.
“Plafonnya sudah melengkung, jadi harus disangga pakai bambu,” ucapnya.
Menurutnya, sejak ruangan itu dibangun pada 2010 lalu, hingga kini belum ada perbaikan. Begitu pula dengan ruang kelas 5 dan 6. Kondisinya juga sudah hancur karena kayunya sudah rapuh. Dia khawatir, jika ruangan itu tidak segera diperbaiki, sewaktu-waktu bisa roboh.
“Kalau pakai anggaran BOS jelas tidak mungkin, karena perbaikan ini membutuhkan anggaran yang besar,” sambungnya.
Keprihatinan di sekolah itu, tidak hanya ruangan yang nyaris ambruk. Tapi juga kekurangan ruang kelas. Saat ini, ruang kelas yang digunakan siswa sebanyak 207 anak itu hanya 5 ruang. Terpaksa, untuk siswa kelas 2 masuk siang setelah siswa kelas 1 pulang sekolah. Itu sudah berlangsung sejak lama.
“Saya ke sini empat tahun lalu, tapi sudah begitu. Mungkin ya sudah lama,” ucapnya.
Dia menambahkan, untuk siswa kelas 3 ada dua kelas atau paralel. Salah satunya, mereka melakukan kegiatan belajar dan mengajar (KBM) di ruang baca atau perpustakaan. Ruangan tersebut sangat tidak layak untuk KBM karena kerap bocor setiap turun hujan. Dia berharap, sekolahnya segera mendapatkan bantuan perbaikan atau penambahan ruang kelas baru (RKB).
“Kami sudah mengusulkan ke dinas, semoga tahun depan bisa dianggarkan,” ujarnya.
Kepala Bidang Pendidikan Dasar (Dikdas) Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Kabupaten Tegal Taufik mengaku sudah mendapatkan laporan ihwal kerusakan sekolah tersebut. Bahkan, pihaknya juga sudah mengusulkan anggaran supaya tahun depan dapat diperbaiki. “Kami sudah mengusulkan anggarannya,” ucapnya.
Ketua Komisi IV DPRD Kabupaten Tegal Munif mengatakan hal senada. Dia mengaku sudah mengalokasikan anggaran untuk sekolah-sekolah yang membutuhkan perbaikan. Tiap tahun, anggaran untuk perbaikan sekolah mencapai miliaran rupiah. “Sudah ada anggarannya, nanti tinggal dinasnya yang mendistribusikannya,” kata politikus PKB itu.
Diberitakan sebelumnya, kerusakan gedung terjadi di SD Bongkok 3, Kecamatan Kramat, Kabupaten Tegal. Kondisi gedung yang disangga dengan bambu juga terjadi di SD Purwahamba 1. Kedua SD tersebut mendesak untuk dilakukan perbaikan, sebelum ambruk dan memakan korban.
Discussion about this post