SLAWI – Tanah bergerak di Dukuh Blimbing, Desa Kajen, Kecamatan Lebaksiu, Kabupaten Tegal, kembali terjadi hingga kemarin. Kini, pergerakan tanah di sekitar RT 3 RW 6 itu, mencapai panjang 100 meter dengan kedalaman 3 meter. DPRD mendesak untuk segera ditangani sebelum menimbulkan korban jiwa.
a�?Tanah di lokasi itu memang labil. Tanah bergerak sudah lama terjadi, tapi kini pergerakan semakin cepat menyusul hujan lebat yang terjadi akhir-akhir ini,a�? kata Ketua DPRD Kabupaten Tegal, A Firdaus Assyairozi, kemarin.
Menurut dia, penanganan bencana di Dukuh Blimbing tidak bisa ditangani oleh Pemkab Tegal. Pasalnya, tanah bergerak itu berada di aliran Sungai Gung yang menjadi kewenangan PSDA Pemprov Jateng. Pihaknya mendesak agar Pemprov Jateng untuk segera melakukan penanganan, karena sudah ada beberapa rumah yang retak, dan terpaksa mengungsi di rumah saudaranya.
a�?Harusnya relokasi, tapi butuh biaya besar. Makanya, Pemprov harus turun tangan,a�? tegasnya.
Kasi Pemerintahan Desa Kajen, Indra Gunawan menuturkan, longsor kali ini semakin parah. Panjang yang longsor sekitar 100 meter dengan kedalaman 3 meter. Saluran irigasi warga juga sudah hancur terbawa longsor. Bahkan, Tempat Pemakaman Umum (TPU) yang berada di sekitar desa tersebut juga tanahnya bergerak. Menurutnya, itu terjadi karena di desanya hampir setiap hari diguyur hujan.
a�?Ada dua rumah yang terpaksa dikosongkan oleh penghuninya, karena sudah retak-retak. Kedua rumah itu milik Nur Kholik (50) dan Tamid (68). Keduanya saat ini sudah mengungsi di rumah saudaranya,a�? terangnya.
Dia mengaku sudah melaporkan bencana itu ke dinas terkait. Hanya saja, hingga kini belum ada penanganan khusus untuk warga yang bermukim di sepanjang tebing sungai tersebut. Dia berharap, Pemkab Tegal segera merelokasi warga terdampak longsor.
“Kalau tidak secepatnya ditangani, ini bahaya. Bisa menimbulkan korban jiwa. Sebab, ada sekitar 15 rumah yang terancam longsor,” ungkapnya.
Discussion about this post