SLAWI – DPRD Kabupaten Tegal menyoroti underpass atau terowongan jalan yang berada di bawah Jalan Tol Trans Jawa di Desa Gembong Kulon, Kecamatan Talang, Kabupaten Tegal. Sejauh ini, underpass itu kerap membuat resah warga karena sering digenangi air hujan.
“Kalau hujan di terowongan itu sering banjir. Ketinggiannya sebetis kaki orang dewasa,” kata Anggota DPRD Kabupaten Tegal, Khamami, Selasa (10/4).
Menurutnya, setiap banjir, warga kerap kesulitan melintas. Padahal, terowongan itu merupakan akses utama warga untuk menuju ke desa tetangga. Bahkan, terowongan itu juga sebagai akses perekonomian, pendidikan, dan pertanian warga sekitar.
“Kalau banjir, terpaksa anak sekolah harus lepas sepatunya. Dan kalau banjirnya tinggi, anak sekolah harus memutar arah. Jaraknya lebih jauh,” kata Politikus Partai Hanura ini.
Dia mengungkapkan, setelah dibangun jalan tol, banjir tidak hanya mengenangi terowongan, tapi juga pemukiman warga yang berada di tepi jalan tol. Air hujan tidak bisa mengalir lancar karena saluran tertutup oleh bangunan raksasa itu.
“Setiap turun hujan, pemukiman penduduk pasti banjir. Padahal sebelumnya tidak pernah banjir,” ujar warga Desa Gembong Kulon ini.
Dia berharap, di sekitar terowongan itu dibangun sebuah saluran. Sehingga air hujan dapat mengalir lancar. Dia juga berpesan kepada seluruh warga supaya tidak merusak bangunan jalan tol. Sebab, bangunan itu milik pemerintah.
“Biasanya banyak anak-anak muda yang mencoret-coret dinding terowongan. Sebaiknya itu jangan dilakukan, karena dapat merusak pemandangan,” pungkasnya.
Discussion about this post