SLAWI- Infrastruktur jalan di wilayah pantura Kabupaten Tegal kondisinya sangat mengenaskan. Hampir di tiap ruas jalan dihiasi lubang yang berdiameter cukup besar. Kondisi ini diperparah dengan guyuran hujan yang masih kerap terjadi di wilayah tersebut.
Wakil ketua DPRD Kabupaten Tegal Rudi Indrayani, SH membenarkan jika infrastruktur di sana sangat memprihatinkan. Sejak puluhan tahun silam, tiga Kecamatan di pantura meliputi Kramat, Suradadi dan Warureja, selalu dimarjinalkan. Sehingga kerusakan jalan acapkali terjadi.
“Terutama untuk infrastruktur jalan. Jalan usaha tani, jaringan irigasi tersier dan lainnya. Tapi, dalam lima tahun terakhir sudah ada peningkatan,” kata politikus Gerindra yang mewakili masyarakat di tiga kecamatan tersebut.
Dirinya tak menampik, hujan besar yang melanda wilayah pantura merupakan salah satu penyebab kerusakan infrastruktur baik yang sudah diperbaiki maupun yang belum diperbaiki. Seperti di Jalan Munjungagung-Kemantran di Kecamatan Kramat. Ruas jalan itu sudah diperbaiki dengan cara betonisai, namun belum tuntas.
Mulai dari pertigaan Larangan, Munjungagung hingga SMAN 1 Kramat. Kondisi terparah saat ini berada di pertigaan Larangan ke selatan sekitar 100 meter.
“Kondisinya sangat parah akibat jalan tergenanag banjir,” ujarnya.
Dia melanjutkan, kerusakan juga terjadi di ruas jalan Bongkok-Kertayasa di Kecamatan Kramat. Termasuk di ruas Kramat-Kertayasa, jalan pasar Kemantran-Tanjungharja, dan pasar Kepel ke utara menuju jalur pantura.
“Jalan-jalan itu sempit hanya sekitar 2,5 meter, sehingga sulit saat kendaraan berpapasan,” sambungnya.
Menurut dia, jalan di wilayah Kecamatan Suradadi juga banyak yang rusak. Seperti di ruas jalan Jatibogor-Lohdadi, Jatibogor-Jatimulya, Purawahamba-Jatibogor-Jatimulya, dan jalan pertigaan Suradadi ke selatan.
“Sudah ada perbaikan, tapi tidak tuntas. Harusnya setiap ruas diselesaikan dan jangan meninggalkan PR,” ujar legislator yang kritis ini.
Di wilayah kecamtan Warureja juga banyak yang rusak, yakni di ruas Kertasari-Warureja yang juga terdapat jembatan yang putus. Selain rusak, lebar jembatan juga sempit. Kemudian kerusakan juga meluas di ruas Babadan-Warureja-Kedungjati.
“Jembatan penghubung Tegal-Pemalang di Desa Krendayakan juga belum maksimal. Pemalang sudah membuat jalan bagus, tapi Tegal belum bagus,” tutupnya.
Discussion about this post