SLAWI– Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Tegal Rustoyo saat memberikan kata sambutan dalam acara resepsi/syukuran atas memperingati Hari Ulang Tahun Republik Indonesia ke-76 (HUT RI) Jumat (27/8/21). Acara Resepsi/Syukuran Sangat Sederhana dan Waktu Relatif Singkat.
Dalam Sambutannya tersebut, Wakil Ketua DPRD Kabupaten Tegal Rustoyo mengajak para pemuda untuk mengisi kemerdekaan dengan kegiatan-kegiatan yang positif. “Dirgahayu Republik Indonesia Ke 76.Indonesia tangguh, Indonesia tumbuh,” kata dia.
Ajakan kepada pemuda guna mengisi kemerdekaan dengan kegiatan yang positif, kata dia, penting untuk terus disampaikan. Pasalnya, tugas pemuda saat ini hanya melanjutkan perjuangan para pahlawan kemerdekaan terdahulu yang sudah susah payah mengorbankan segalanya untuk merebut kemerdekaan Indonesia.
Apalagi, lanjut Wakil Ketua DPRD Kabupaten Tegal Rustoyo, utamanya di era pandemi Covid-19 sekarang ini, perjuangan yang dilakukan adalah bagaimana untuk terus menerus mematuhi protokol kesehatan sebagai upaya bentuk perjuangan mengusir wabah Covid-19 di bumi negeri ini. “Maju terus Indonesia. Merdeka,” ucapnya.
“Kalau bisa kita hindari, tetapi jika hal itu tetap terjadi, banyak hal yang bisa kita pelajari. Api membakar, tetapi juga sekaligus menerangi. Kalau terkendali, dia menginspirasi dan memotivasi. Dia menyakitkan, tetapi sekaligus juga menguatkan. Kita ingin pandemi ini menerangi kita untuk untuk mawas diri, memperbaiki diri, dan menguatkan diri, dalam menghadapi tantangan masa depan,” paparnya.
Dijelaskannya, pandemi itu seperti kawah candradimuka yang menguji, yang mengajarkan, dan sekaligus mengasah. Pandemi memberikan beban yang berat kepada kita, beban yang penuh dengan risiko, dan memaksa kita untuk menghadapi dan mengelolanya. Semua pilar kehidupan kita diuji, semua pilar kekuatan kita diasah.
“Ketabahan, kesabaran, ketahanan, kebersamaan, kepandaian, dan kecepatan kita, semuanya diuji dan sekaligus diasah. Ujian dan asahan menjadi dua sisi mata uang yang tidak terpisahkan. Bukan hanya beban yang diberikan kepada kita, tetapi kesempatan untuk memperbaiki diri juga diajarkan kepada kita. Tatkala ujian itu terasa semakin berat, asahannya juga semakin meningkat. Itulah proses menjadi bangsa yang tahan banting, yang kokoh, dan yang mampu memenangkan gelanggang pertandingan,” jelasnya.
Pandemi COVID-19, Lanjut dia, telah memacu kita untuk berubah, mengembangkan cara-cara baru, meninggalkan kebiasaan lama yang tidak relevan, dan menerobos ketidak mungkinan. Kita dipaksa untuk membangun normalitas baru dan melakukan hal-hal yang dianggap tabu selama ini.
Memakai masker, menjaga jarak, tidak bersalaman dan tidak membuat keramaian, adalah kebiasaan baru yang dulu dianggap tabu. Bekerja dari rumah, belanja daring, pendidikan jarak jauh, serta rapat dan sidang secara daring, telah menjadi kebiasaan baru yang dulu kita lakukan dengan ragu-ragu.
“Di tengah dunia yang penuh disrupsi sekarang ini, karakter berani untuk berunah, berani untuk mengubah, dan berani untuk mengkreasi hal-hal baru merupakan fondasi untuk membangun Indonesia maju,” ujarnya.
Discussion about this post