SLAWI – DPRD Kabupaten Tegal menggelar Rapat Paripurna Penyampaian Pengantar Nota Keuangan Perubahan APBD Kabupaten Tegal Tahun 2020 di ruang rapat paripurna Gedung DPRD, Senin, (24/08/2020). Rapat dipimpin Wakil Ketua DPRD Kabupaten Tegal Rudi Indrayani, SH didampingi Rustoyo dan Agus Solichin, SPsi dan dihadiri Pejabat dari BPKAD dan Bappeda dan Litbang dan Anggota DPRD Kabupaten Tegal.
Dalam pengantar Nota Keuangannya, Bupati Tegal menyampaikan bahwa secara garis besar struktur Rancangan Perubahan APBD Kabupaten Tegal Tahun Anggaran 2020 untuk pendapatan dan belanja mengalami penurunan sedangkan untuk pembiayaan mengalami kenaikan.
Dikatakan Bupati, penurunan pendapatan antara lain berasal dari turunnya Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Hasil Pengelolaan Daerah Yang Dipisahkan dan Lain-Lain PAD Yang Sah. “Untuk pendapatan sebelum perubahan Rp. 2.875.037.755.000 turun 8,46 % atau Rp. 243.182.951.000 sehingga menjadi Rp. 2.631.854.804.000. Penurunan ini berasal dari PAD yang turun 9,30 % atau Rp. 41.903.934.000, Dana Perimbangan juga turun 10,69 % atau Rp. 179.693.195.000, Lain-lain Pendapatan Daerah yag Sah turun 3,19 % atau Rp. 24.585.000”. Ujar Bupati.
Kemudian, Bupati juga menjelaskan perihal turunya Belanja yang mencapai 6,46 % atau Rp. 186.867.568.000, yang sebelumnya Rp. 2.891.805.253.000 menjadi Rp. 2.704.937.685.000. Penurunan Belanja terutama Belanja Tidak Langsung berasal dari penurunan belanja pegawai, belanja hibah, belanja bansos dan bantuan Keuangan kepada Desa. Kemudian penurunan Belanja Langsung berasal dari turunnya kegiatan-kegiatan yang mengalami refocusing dan relokasi anggaran untuk pencegahan dan penanganan Covid-19. “Belanja Tidak Langsung turun 0,20 % atau Rp. 3.364.435.000 dan Belanja langsung Turun 15,15 % atau Rp. 183.503.133.000”. Terang Umi.
Namun, menurut Bupati untuk pembiayaan mengalami kenaikan, yaitu penerimaan pembiayaan yang merupakan penyesuaian SILPA riil berdasarkan hasil audit BPK RI, sedangkan pengeluaran pembiayaan juga mengalami kenaikan yang digunakan untuk menambah penyertaan modal pada Bank Jateng yang bersumber dari AMO. Dijelaksan Bupati, kenaikan penerimaan pembiayaan mencapai 189,04 % atau Rp. 58.164.383.000 yang sebelumnya Rp. 30.767.133.000 sehingga menjadi Rp. 88.931.881.000, dan Pengeluaran pembiayaan sebelumnya Rp. 14.000.000.000 naik 13,21 % atau Rp. 1.849.000.000 menjadi Rp. 15.849.000..000. Demikian ia menjelaskan.
Discussion about this post