Slawi- Ketua Komisi VI DPRD Kab. Tegal Hj. Noviatul Faroh. mendukung kegiatan sekolah tatap muka.
Ia mengatakan bahwa dari pejabat sampai pengamat, bahkan orang tua juga turut mendukung.
“Bagaimana tidak, dampak negatifnya terlalu banyak jika pembelajaran jarak jauh (PJJ) masih berlanjut. Ancaman putus sekolah meningkat, kekerasan terhadap anak meningkat, penurunan capaian belajar, dan learning loss mengancam masa depan anak,” kata Hj. Noviatul Faroh dari Fraksi PKB itu.
Kondisi itu harus disikapi dengan percepatan vaksinasi bagi pelajar. Pasalnya, kegiatan belajar mengajar juga rentan terhadap penyebaran Virus Corona (Covid-19).
“Dinkes harus sudah mulai vaksin para pelajar, karena sudah mulai sekolah tatap muka,” kata Ketua Komisi IV DPRD Kabupaten Tegal, Hj Noviatul Faroh, Rabu (1/9/2021).
Dikatakan, sekolah tatap muka yang hanya diperbolehkan sebanyak 30 persen dari jumlah siswa, harus mendapatkan perlindungan kesehatan bagi insan pelaku pendidikan dan keluarganya.
“Selain percepatan vaksinasi bagi pendidik dan peserta didik, penerapan teknis pelaksanaan protokol kesehatan sesuai regulasi juga harus diperkuat,” imbuhnya.
Novi juga meminta agar melakukan pendataan pondok pesantrean untuk program gerakan vaksinasi. Pasalnya, para santri-santri yang di Kabupaten Tegal sangat banyak, sehingga juga diprioritaskan untuk divaksin.
“Tidak hanya santri lokal, tapi santri-santri yang mondok di luar daerah,” pintanya.
Untuk memastikan adanya pengawasan protokol kesehatan ini, lanjut Novi, Komisi IV mendorong satuan pendidikan membentuk Satgas Covid-19 tingkat sekolah untuk mendukung efektivitas tatap muka secara terbatas. Satgas Covid-19 sekolah bertugas mengawal dan menjamin keamanan dan keselamatan warga sekolah dengan pengawasan protokol kesehatan yang ketat.
Tapi jangan lupa, kita juga masih dalam situasi pandemi. Sekolah tetap harus memprioritaskan juga kesehatan anak,” kata Hj. Noviatul
Ketua Komisi VI DPRD Kab Tegal itu berharap agar keputusan ini diikuti dengan standar protokol kesehatan yang baik. Selain itu juga, civitas academica sekolah harus sudah menerima vaksin. Terkecuali bagi murid berumur di bawah 12 tahun.
“Saya berharap, sekolah tatap muka yang dibuka harus sudah memenuhi standar Protokol Kesehatan yang baik. Kalau belum, maka tugas pemerintah bantu memenuhi,” pungkasnya.
Discussion about this post