SLAWI – Musim hujan yang disertai gelombang tinggi di pesisir Pantai Utara (Pantura) wilayah Kabupaten Tegal, terus mengikis daratan di wilayah Kecamatan Kramat dan Kecamatan Suradadi. Dalam beberapa pekan terakhir, abrasi di wilayah tersebut mencapai 5 meter membentang sepanjang 8 kilometer. Kondisi itu ditangani segera sebelum abrasi memakan jalan pantura Kabupaten Tegal.
a�?Akhir-akhir ini, abrasi semakin parah karena gelombang tinggi,a�? kata Anggota DPRD Kabupaten Tegal dari wilayah Suradadi, Bahrun saat ditemui di gedung DPRD setempat, kemarin.
Dikatakan, Kabupaten Tegal memiliki panjang pantai sekitar 27 kilometer. Dari jumlah pantai itu, sedikitnya 8 kilometer yang terkena abrasi. Pantai yang terkena abrasi dari mulai Desa Maribaya (Kecamatan Kramat), Desa Sidoharjo, Purwahamba, dan Bojongsana di Kecamatan Suradadi. Hingga kini, abrasi yang terjadi sejak puluhan tahun lalu telah memakan daratan lebih dari 200 meter.
a�?Kalau akhir-akhir ini, abrasi sekitar 5 meter. Banyak lahan warga yang tergerus ombak besar,a�? ujar politisi PKS itu.
Menurut dia, pemerintah telah berupaya melakukan penanggulangan abrasi dengan membuat bangunan pemecah gelombang di sejumlah titik wilayah Kramat dan Suradadi. Namun demikian, upaya itu hanya bersifat sementara, karena bangunan itu akan hancur jika terus menerus diterjang ombak. Pemerintah harus memiliki solusi lain agar abrasi tidak semakin meluas.
a�?Jika tidak dari sekarang, maka jalan pantura yang hanya menyisakan sekitar 100 meter bisa hilang. Oleh karena itu, kami menghimbau agar ada gerakan menanam mangrove,a�? ujar Wakil Ketua Komisi IV DPRD Kabupaten Tegal itu.
Ditambahkan, penanaman mangrove dinilai solusi yang tepat untuk mengatasi abrasi, karena bisa bertahan dalam jangka waktu lama. Program penanaman mangrove tidak hanya sebatas ceremonial, tapi juga ada pemeliharaan agar mangrove benar-benar bisa tumbuh.
a�?Ini juga butuh peran serta masyarakat, terutama para penggiat pantai untuk ikut memelihara mangrove,a�? pungkasnya.
Discussion about this post