SLAWI – Penambangan bahan galian C di Desa Penujah, Kecamatan Kedungbanteng, Kabupaten Tegal, diduga menjadi penyebab mengeringnya sejumlah mata air. Kondisi itu membuat masyarakat kelimpungan mencari air bersih. Warga berharap Pemkab Tegal membuat sumber mata air baru.
“Akibat galian C, sumber mata air kering. Warga banyak yang mengeluh,” kata Anggota DPRD Kabupaten Tegal, Slamet yang mewakili masyarakat Kecamatan Kedungbanteng, Pangkah, dan Tarub, kemarin.
Dikatakan, sebelum ada penambangan galian C di desa tersebut, jumlah sumber mata air lebih dari 5 titik. Namun sekarang, sumber mata air hanya menyisakan 1 titik. Itu pun, menurut Slamet, air yang keluar tidak lancar seperti sebelumnya, sehingga masyarakat kerap kesulitan mendapatkan air bersih.
“Sumur warga banyak yang kering. Warga bingung harus bagaimana,” ujar Sekretaris Komisi IV itu.
Untuk itu, dia berharap, Pemkab Tegal harus segera membangun sumur artesis di Desa Penujah. Pembangunan harus lebih dari 3 titik, sehingga masyarakat tidak kesulitan mendapatkan air bersih saat musim kemarau. “Saat ini kondisinya sangat parah. Solusinya harus bangun sumur artesis,” ucapnya.
Jika tidak membangun sumur artesis, dia memastikan, kekeringan akan bertambah parah. Sebab, penambangan di sekitar desa tersebut tidak pernah berhenti. Dia juga khawatir jika sewaktu-waktu Waduk Cacaban jebol. Hal itu karena penambangan sudah melebar di sekitar tanggul waduk tersebut.
“Kalau bisa, Pemkab melaporkan ke Pemprov supaya penggalian dihentikan. Karena penggalian ini sudah melebar ke tanggul Waduk Cacaban,” tandasnya.
Discussion about this post