DUKUHTURI – Musim hujan mulai melanda wilayah Kabupaten Tegal sejak beberapa pekan lalu. Kondisi itu perlu diwaspadi karena sejumlah wilayah di kabupaten itu rawan banjir. Seperti halnya di Desa Sidakaton dan Sidapurna di Kecamatan Dukuhturi yang hampir tiap tahun banjir.
“Kewaspadaan untuk semua pihak terkait, tidak hanya masyarakat setempat saja,” kata Anggota DPRD Kabupaten Tegal, Hj Lina Agustina, kemarin.
Dikatakan, Desa Sidakaton dan Sidapurna diakui langganan banjir saat musim hujan. Hal itu dikarenakan meluapnya Sungai Kaligangsa. Oleh karena itu, Balai Pengelolaan Sumber Daya Air (PSDA) Provinsi Jawa Tengah supaya membangun talud di tepi sungai tersebut. Selain itu, PSDA juga harus melakukan normalisasi di sepanjang sungai yang sudah dangkal, sehingga bencana banjir dapat diantisipasi.
“Kalau tidak secepatnya dinormalisasi dan talud, banjir akan selalu mengancam dua desa itu,” kata Politikus PDI Perjuangan itu.
Menurutnya, lokasi terparah banjir berada di Pedukuhan Sampang, Desa Sidapurna. Banjir selalu masuk ke dalam rumah. Ketinggiannya hampir 1 meter. Akibatnya, perabotan rumah banyak yang rusak dan warga terpaksa mengungsi.
“Dukuh Sampang lokasinya berada di tepi sungai, kalau ada kiriman air dari selatan, pasti meluap dan menggenangi rumah penduduk,” ujarnya.
Sementara itu, warga Desa Sidakaton, Salimah (43) menuturkan, warga was-was saat musim hujan tiba, karena banjir akan mengancam wilayahnya. Hal itu dikarenakan tebing sungai tidak mampu menampung air hujan kiriman dari wilayah selatan.
“Kalau di selatan hujan, pasti di sini banjir. Sungainya tidak mampu menampung air kiriman dari selatan,” tuturnya.
Ibu dari tiga anak ini menuturkan, kali terakhir banjir yakni pada akhir tahun 2017 hingga awal tahun 2018. Ratusan rumah penduduk terendam banjir dengan ketinggian sekitar setengah meter. Bahkan, tidak sedikit tanaman padi dan palawija yang gagal dipanen karena terendam banjir.
“Semoga banjirnya tidak parah seperti tahun lalu,” pungkasnya.
Discussion about this post